27 April 2011

Kenapa Fixie Ngetren?




Sepeda bergigi satu atau fixie sangat berbeda dengan sepeda umumnya. Terdapat beberapa alasan mengapa banyak orang mencoba sepeda yang sedang ngetren ini.


Berbeda dengan sepeda kecepatan banyak, sepeda ini tak memiliki gigi hanya satu. Jadi, ketika Anda mengayuh pedal, sepeda ini langsung bergerak. Sepeda ini merupakan awal kemunculan fixie yang sekarang menjamur di kota-kota besar.

Jenis
Menurut situs Sheldon Brown, sepeda bergigi satu cenderung memiliki dua bentuk. Roda gigi pada sepeda ini dibuat untuk berjalan di jalan raya dan cenderung menggunakan geometri rangka yang identik dengan rangka tradisional. Berbeda dengan sepeda mtb, sepeda ini menggunakan rangka geometri velodrome yang membuatnya tak cocok digunakan di jalan bergelombang.

Fitur
Beberapa sepeda bergigi satu tak memiliki rem. Tak menggunakan rem menjadi fesyen perkotaan. Untuk menghentikan sepeda, gunakan kaki atau kombinasi teknik dan kekuatan menahan lajut ketika ingin berhenti. Tak memakai rem bisa menambah tampilan sepeda menjadi ramping dan minimalis. Beberapa pengendara hanya menggunakan rem depan.

Manfaat
Sepeda fixie ideal untuk kebugaran dan efisiensi. Coba naiki sepeda ini mendaki bukit. Dari sudut efisiensi, Anda tak bisa beristirahat karena harus terus menggenjot. Rata-rata kecepatan Anda naik akan makin tinggi dan gerak kayuh makin halus.

Makna
Popularitas sepeda fixie meledak setelah pergantian abad ke-21. Mulai dari San Francisco hingga Los Angeles dan di timur Boston hingga New York, di Korea hingga Jakarta jumlah sepeda ini tumbuh secara eksponensial. Mengendarai ‘fixie’ bukan lagi sekadar iseng-iseng. Ini pernyataan fesyen yang bermetamorfosis dari hanya sekadar sepeda pengantar surat di kota-kota besar yang macet.

Peringatan
Jika ingin mengendarai sepeda ini, gunakan rem, setidaknya untuk pemula. Beberapa departemen kepolisian akan menilang pengendara yang memiliki sepeda tanpa rem. Namun, banyak juga kota yang tak memiliki UU mengenai rem sepeda. Bagaimapun juga, naik sepeda tanpa rem bisa membahayakan, terutama saat mengendarai di lalu lintas yang padat seperti Jogjakarta.